السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Begini perjalanan seorang ruh manusia setelah kematiannya berdasarkan hadist Rasulullah SAW.
Namun yang kini dipertanyakan adalah ke mana siklus hidup manusia setelah mengalami tahap kemunduran atau yang dapat kita sebut dengan kematian? Berikut akan penulis paparkan proses perjalanan ruh manusia setelah mengalami kematian.
Siapa pun yang yakin akan kematian dan peristiwa gaib lainnya tentu penasaran ingin mengetahui bagaimana nasib dan perjalanan dirinya kelak. Namun, tak seorang pun yang boleh menyandarkan berita gaib kecuali kepada nas Al-Qur’an dan hadits yang sahih.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya, seseorang hamba yang mukmin jika akan menuju ke akhirat dan meninggalkan dunia, para malaikat turun kepadanya dan rona mereka seperti sinar matahari. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang.
Kemudian malaikat pencabut nyawa itu datang dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata: ‘Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya!’
Maka ruh itu keluar bagaikan aliran cucuran air dari mulut kantong kulit. Setelah keluar ruhnya, setiap malaikat maut mengambilnya. Jika telah diambil, para malaikat lainnya tidak membiarkannya di tangannya (malaikat maut) sejenak saja, gegas mereka ambil dan diletakannya di kafan. Dari jenazah, tercium semerbak aroma misik (kesturi) terwangi yang ada di Bumi.
Lalu para malaikat membawa ruh itu naik. Mereka melewati sekumpulan malaikat. Sekumpulan malaikat itu berkata: ‘Betapa harumnya ruh ini’.oversial
Para malaikat yang membawa ruh itu berkata: ‘Ini adalah fulan bin fulan’. Mereka menyebutnya dengan nama yang paling baik seperti biasa manusia menyebut namanya di dunia hingga mereka tiba di langit dunia. Mereka meminta agar langit itu dibuka. Maka langit itu dibukakan baginya. Ia diantarkan dari satu langit ke langit berikutnya hingga tiba di langit tempat bersemayam Allah.
Allah s.w.t berfirman: "Tulislah kitab hambu-Ku di Illiyin dan kembalikan ia ke dunia. Sesungguhnya, Aku menciptakan mereka dari tanah, di dalam tanah pula Aku akan mengembalikan mereka, dan dari tanah pula Aku akan mengeluarkan mereka."
Maka ruh dikembalikan ke jasadnya. Lalu dua malaikat datang dan mendudukkan jenazahnya.
Dua malaikat itu bertanya: ‘Siapakah Rabbmu?’. Ia menjawab: ‘Rabbku Allah’.
Malaikat itu bertanya: ‘Apa Agamamu?’. Ia menjawab: ‘Agamaku Islam’.
Malaikat itu kembali bertanya: ‘Siapakah orang yang diutus ditengah kalian. Ia menjawab: ‘ Beliau adalah Rasulullah’.
Malaikat itu bertanya: ‘Apa yang engkau ketahui tentang benda ini?’. Ia menjawab: ‘Aku membaca Kitabullah maka aku beriman kepadannya dan aku membenarkannya.’
Kemudian ada penyeru yang menyeru dari arah langit: ‘Hamba-Ku benar maka hamparkanlah surga baginya dan bukakan salah satu pintu surga untuknya.’
Maka hamba itu didatangkan dengan aroma ruhnya yang harum semerbak, makamnya dilapangkan sejauh mata memandang. Dan ia didatangi seorang laki-laki berwajah menawan, pakaiannya indah dan baunya harum. Laki-laki itu berkata: ‘Bergembiralah karena sesuatu yang membuatmu gembira. Ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu.’
Hamba itu bertanya: ‘Siapakah engkau, sungguh wajahmu membawa kebaikan’. Laki-laki itu menjawab: ‘Aku adalah amal saleh yang engkau lakukan’. Kemudian hamba itu berkata lagi: ‘Ya Rabb, datangkanlah hari Kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku’.
Adapun hamba yang kafir, saat ia meninggalkan dunia dan menuju akhirat, para malaikat turun dari langit dengan wajah yang menghitam sambil membawa tenun yang kasar. Mereka duduk sejauh mata memandang. Lalu malaikat pencabut nyawa datang dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata: ‘Hai jiwa yang kotor, keluarlah pada kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya’.
Ruhnya berpenar-pencar di jasadnya lalu malaikat maut mencabut ruhnya sebagaimana mencabut besi berduri dari kain wol yang basah. Jika malaikat pencabut nyawa sudah mengambil ruhnya, para malaikat lain tidak membiarkan ruh itu ada di tangan malaikat pencabut nyawa sekejap mata pun hingga mereka meletakkannya di atas kain yang mengeluarkan bau busuk seperti bau bangkai yang ada di muka Bumi.
Kemudian mereka membawanya naik. Mereka melewati sekumpulan malaikat hingga para malaikat itu pun bertanya: ‘Ruh siapakah yang berbau busuk ini?’ para malaikat yang membawa ruh menjawab: ‘Ia adalah fulan bin fulan’, dengan sebutan nama yang paling buruk sebagaimana namanya dipanggil di dunia. Mereka tiba di langit dunia. Namun, langit itu tidak dibukakan ketika diminta untuk dibukakan baginya.’
Kemudian Rasulullah membaca ayat: ‘Tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka dan mereka tidak akan masuk surga sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum’ (QS. Al-A’raf: 40)
Rasulullah melanjutkan: ‘Allah s.w.t berfirman: ‘Tulislah kitabnya di dalam penjara di bumi yang bawah’. Kemudian ruhnya dilemparkan dengan sekali lemparan’. Lalu Beliau membaca ayat: ‘Siapa yang mempersekutukan Allah maka seakan-akan ia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh’. (QS. Al-Hajj: 31).
Rasulullah kembali melanjutkan: ‘Setelah itu, ruhnya dikembalikan ke jasadnya. Dua malaikat mendatanginya seraya berkata: ‘Siapakah Rabbmu?’. Ia menjawab: ‘Hah, hah? Aku tidak tahu’. Malaikat kembali bertanya: ‘Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?’. Ia menjawab: ‘hah, hah? Aku tidak tahu’.
Lantas ada penyeru yang menyeru dari langit: ‘Hamba-Ku ini telah berdusta. Maka bentangkanlah neraka baginya dan bukakanlah pintu baginya yang menuju neraka’.
Maka didatangkan kepadanya hawa panas dan racun neraka, maka disempitkan hingga tulang-tulangnya terlepas. Lalu ia didatangkan laki-laki berwajah menyeramkan, buruk pakaiannya, dan mengeluarkan aroma yang busuk seraya berkata: ‘Terimalah kabar yang menyedihkanmu. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu’.
Hamba itu bertanya: ‘Siapakah engkau? Sungguh wajahmu sangat buruk’. Orang yang datang menjawab: ‘Aku adalah amal perbuatan burukmu’. Hamba itu berkata: ‘Ya Rabb, janganlah engkau datangkan hari kiamat’. (HR. Abu Dawud. An-Nasa’i, Ibnu Majah, Al-Imam Ahmad, dan Al-Hakim)
Dari hadist di atas, dapat kita ketahui tentang perjalanan sebuah ruh pasca kematian. Sudahkah kita mempersiapkan amal baik kita untuk kepulangan kelak?
Wallahualam