Sang Mufti Tareem, Al-Habib Ali Al Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz

Nama dan Nasab Beliau 

Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Abdullah bin Abu Bakar bin Idrus bin Umar bin Idrus bin Umar bin Abu Bakar bin Idrus bin al-Husein bin Fakhrul Wujud Sayyiduna asy-Syeikh Abu Bakar bin Salim Shohib Inat, adalah Mufti Tarim, Hadhramaut, Yaman. 

Kelahiran Beliau 

Al-Habib Ali Al Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz dilahirkan di kota Tarim hari Ahad, 13 Romadhon 1358 hijriah atau 5 November tahun 1939 masehi. Al-Habib Ali Al Masyhur di didik dengan didikan yang solih di pangkuan ayahnya Habib Al Allamah Addaiah Assyahid Muhammad Bin Salim dan kakeknya Alhabib Al Allamah Almusnid Salim Bin Hafidz. 

Ayahnya menamainya “al-Masyhur” (diambil dari nama guru ayahnya sendiri yang juga kakeknya dari pihak ibu, seorang ulama besar, Habib Ali bin Abd al-Rahman al-Masyhur), dan sejak kecil ia kemudian menjadi dikenal sebagai Habib Masyhur. 

Pendidikan Beliau 

Habib Masyhur mulai belajar ilmu di usia dini di tangani langsung oleh ayah dan kakeknya dan beliau juga belajar dari Habib Alawi bin`Abdullah bin Shihab dan Habib Umar bin`Alawi al-Kaf. Pada usia 7 tahun beliau sudah tamat dari sekolah tahfidzul qur’an Abu Murayyam dan mulai belajar di Ribat Tarim pada tahun 1365 (1946). Guru guru beliau adalah Syaikh Mahfuz bin Usman, Syaikh Salim bin Sa’id Bukayyir, Syekh ‘Abdullah Ba Zaghayfan, Syaikh Tawfiq bin Faraj Aman dan Syaikh Shalih bin`Awad Haddad. Pada thn 1375, ayah beliau mengarahkan untuk menghabiskan seluruh waktunya untuk menemani kakeknya, Habib Salim, yang sedang berada di tahun-tahun terakhir hidupnya. Habib Masyhur menghabiskan dua tahun merawat dan menimba mengambil pengetahuan dan bimbingan rohani dari kakeknya. 

Pada thn 1377 (1957) Habib Masyhur dikirim oleh ayahnya ke kota al-Shihr untuk belajar dari Habib Abdullah bin Abd al-Rahman Ibnu Syeikh Abu Bakar bin Salim. Beliau belajar sekitar satu tahun dan kemudian kembali ke Tarim dan bergabung dengan Al-Ma’had al-Fiqhi di mana ia belajar dan mengajar sampai thn 1382 (1962). 

Kemudian beliau pergi ke lembah Daw’an, selatan Hadramaut untuk mengajar dan berdakwah di jalan Allah. Banyak orang mendapat manfaat dari ilmunya dan disitu beliau membuka sejumlah sekolah dan banyak majlis ilmu. Beliau berada di Daw’an selama sekitar tiga belas tahun. 

Selama periode ini beliau sering mengunjungi Tarim di waktu luang, dan melakukan perjalanan ke Hijaz pada tahun 1386 (1966) untuk melakukan ibadah haji dan mengunjungi Rasulullah ﷺ. Dan selagi berada di dua kota suci itu, beliau tak lupa mengambil ilmu dari ulamanya, termasuk dari Syekh Muhammad al-‘Arabi al-Tabbani, Sayyid `Alawi bin Abbas al-Maliki, Sayyid Muhammad Amin Kutbi dan Shaikh al-Hasan Mashat. 

Kembali ke Tarim dan Rezim Komunis 

Pada thn 1387 H (1967 M), rezim sosialis berkuasa di Yaman Selatan dan berusaha untuk membasmi ajaran Islam dari masyarakat yaman. Para ulama dibunuh dan lembaga / sekolah diniyah keagamaan secara paksa ditutup. 

Pada thn 1392 H (1973 M), rezim menculik dan membunuh Habib Muhammad bin Salim (ayah beliau), yang mereka anggap sebagai ancaman terhadap kekuasaan rezim. Pada thn 1395 H (1975 M) Habib Masyhur pulang dari Daw’an dan kembali menetap di Tarim, dan merupakan salah satu dari beberapa ulama yang dengan gigih tetap berjuang di kota Tarim, meskipun fakta bahwa penindasan rezim ini paling sadis dan parah. beliau dengan beraninya menggantikan kedudukan ayahnya, baik urusan pribadi maupun urusan publik seperti berceramah dan mengisi majlis ilmu. 

Pihak berwenang sosialis telah menghentikan banyak kegiatan keagamaan yang telah berjalan selama ratusan tahun di Tarim, namun Habib Masyhur secara bertahap membukanya kembali. Sejak kembali di Tarim beliau telah menjadi imam Masjid Jami. Beliau memainkan peran besar dalam melestarikan naskah penting yang telah diambil oleh kaum sosialis dari sekolah-sekolah agama dan rumah ulama’. Habib Masyhur mengatur kembali naskah naskah itu dan menempatkan mereka di perpustakaan Masjid Jami’, setelah masjid diperbaharui. 

Beliau juga memimpin tim penyusunan pembuatan pohon silsilah keluarga keturunan Baginda Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam di Hadramaut. Pohon Nasab ini pertama kali disusun oleh Habib Abd al-Rahman bin Muhammad al-Masyhur. 

• Pasca Jatuhnya Rezim Komunis di Tarim 

Setelah rezim sosialis jatuh 1410 (1990) dan Yaman Utara dan Yaman Selatan bersatu kembali, ia ikut berperan mengambil bagian dalam pembukaan kembali Ribath Tarim dan juga mengajar di sana. Kemudian bekerja sama dengan saudaranya, Habib Umar, dalam membangun Dar al-Mustafa, yang dibuka pada tahun 1414 (1994). Beliau menjadi direktur dan guru mahasiswa tingkat lanjut sampai hari ini. Beliau juga mengajar di Universitas Ahqaf Shar`iah Tinggi selama empat tahun sampai angkatan pertama dari siswa lulus. Sejak 1421 (2000), beliau telah menjadi ketua Dewan Fatwa Tarim (mufti Tarim). Beliau juga memegang / mengajar sejumlah mata pelajaran secara tetap di Masjid Jami` dan Dar al-Faqih al-Muqaddam dan banyak siswa datang untuk belajar dari beliau di rumahnya. 

Habib Masyhur memimpin beberapa pertemuan mingguan zikir dan beliau memimpin kunjungan Ziarah secara berkelompok ke Pemakaman Zanbal Pada hari Jumat. Beliau memiliki perhatian khusus untuk pendidikan perempuan dan memegang pelajaran mingguan khusus untuk mereka. 

Beliau juga mengirimkan kelompok guru dan da’i ke desa-desa dan kota-kota terpencil untuk mengajar ummat dan mengingatkan mereka tentang tugas Islam mereka. 

Meskipun pengetahuannya sangat luas, Habib Masyhur sangat rendah hati dan sangat dicintai oleh murid-muridnya dan orang-orang Tarim. Bahkan dalam kuliah umum, beliau lebih suka berbicara dalam dialek Tarim. Ini adalah cara pendahulunya, yang tidak tertarik pada retorika dan bahasa yang tinggi, melainkan bahasa yang mudah dipahami oleh semua masyarakat awam. 

Selain menghormati komitmennya d ibidang mengajar, beliau selalu terlihat menghadiri pesta pernikahan dan memimpin sholat jenazah dan doa pemakaman. Dalam kejujuran beliau adalah seperti batu cadas dan melalui beliau lah agama masyarakat Tarim dan hadramaut tetap teguh. 

Wafatnya Beliau 

Beliau wafat pada 2 Syawal 1441 hijriyah atau bertepatan dengan 25 Mei 2020 menjelang dini hari. Kemudian beliau di semayamkan pada 3 syawal 1441 hijriyah atau bertepatan pada 26 mei 2020 pukul 15:30 waktu Tarim.