Kalam Al Imam Al Alim Al Allamah Al Arifbillah Al Habib Ahmad Bin Zein Al-Habsyi
Shalawat
Puncak kekaguman Sang Pencipta terhadap mahakarya yang satu ini adalah salawat. Habib Ahmad mengurai, “Shalawat Allah SWT kepada Nabi SAW adalah cucuran kebaikan-kebaikan, sifat-sifat luhur, karakter yang elok, nikmat-nikmat, penghargaan, penghormatan, dan anugerah-anugerah yang meruah. Sedang salam-Nya adalah penjagaan-Nya dari pelbagai aib dan mala, karunia yang berupa ketentraman, kesempurnaan, dan kemegahan. Sebentuk penghormatan yang indah dan penuh berkah dari-Nya.”
Mari kita bershalawat kepada Nabi SAW. Mari kita haturkan salam kepada Rasul SAW.
“Dalam sepenggal ayat, ar-Rahman ar-Rahim menfirmankan,
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Rasulullah SAW sendiri bersabda, “Manusia yang paling dekat denganku pada hari akhir adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku.”
Sabda beliau yang lain menyebutkan, “Tidaklah seseorang bersalam kepadaku, kecuali Allah SWT pasti mengembalikan ruhku. Hingga aku pun bisa membalas salamnya.” Kata ruh dalam hadis ini bisa bermakna bicara, atau sesuatu hal yang berkenaan dengan “aktifitas” ruh. Sebab, senyatanya, ruh Beliau SAW senantiasa hidup.”
“Masih banyak lagi hadits-hadits nabawiy yang mengulas faedah shalawat. Tercatat lebih dari 40 sahabat terkemuka yang meriwayatkan hadits ragam ini.”
Habib Ahmad meneruskan, “Dalam satu shalawat, terpendam 40 faedah. Diantaranya; menghapus dosa-dosa, mengusir kesumpekan, menuntaskan cita-cita, memercik kabar gembira akan surga sebelum ajal tiba, membersihkan diri, menanggung keselamatan dari kecamuk hari kiamat, mengharumkan majelis-majelis, menafikan kefakiran dan sifat kikir, mengukuhkan langkah kala di atas sirath, mengenyahkan kekeringan, menabur berkah pada raga, umur, dan amal, memantik rahmat Allah dan rasa cinta dari nabi SAW, menghidupkan nurani, dan memancing hidayah ilahi.”
“Walhasil, faedah shalawat tak terbilang, duniawi maupun ukhrawi. Tak terhitung, betapa sering Allah membukakan pintu hajat, melonggarkan keruwetan, dan melipatkan anugerah dengan salawat. Salawat adalah amalan istimewa dan penuh berkah. Ia adalah penjamin rasa aman dari murka Allah dan neraka-Nya. Ia adalah pelantar kesucian amal dan ketinggian derajat. Ia adalah perniagaan yang takkan pernah merugi.”
Alangkah istimewanya shalawat. Hanya dengan sebaris kalimat itu, kita bisa meraup pahala-pahala semegah gunung. Tanpa terlalu berpayah-payah, kita bisa melampaui amalan-amalan umat terdahulu. Semua berkat shalawat kepada sang Nabi SAW.
Akan tetapi, perlu dicatat, ada adab yang mesti diperhatikan dalam shalawat. “Shalawat adalah Dzkir. Karena itu disyaratkan khusuk dan hudlur, serta takzim kepada Nabi SAW saat bershalawat. Dianjurkan pula menghadirkan zat Nabi SAW kala berdoa dalam shalawat, dengan harapan agar curahan anugerah kepada beliau senantiasa lestari. Dengan adab inilah, segala faedah shalawat niscaya tergapai. Bahkan bisa lebih dari itu. Shalawat tak hanya berarti dzikir, shalawat juga bermakna doa, bahkan ia adalah esensi doa itu sendiri”
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد