Para ulama menukilkan dalam beberapa buah kitab berkenaan sepatu atau sandal Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Apa hebatnya sandal Rasulullah ini?
Mengapa sehingga boleh tertulis namanya dalam kitab-kitab, sehingga dibaca oleh ribuan murid? Di mana istimewanya sandal ini? Kenapa sandal ini yang dipilih? Sudah tentu ulama yg mendahului kita, yang memiliki ilmu seluas jagat raya, lebih memahami mengapa perlunya sandal Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dibicarakan.
Ketika Anas ditanya tentang Sandal Beliau, "Bagaimanakah sandal Rasulullah SAW itu?" Anas ra. menjawab : "Kedua belahnya mempunyai tali qibal" (tali sandal yang bersatu pada bagian mukanya dan terjepit di antara dua jari kaki)
Martabat Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam terlalu tinggi, apapun yang berkenaan dengannya, bahkan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam memiliki derajat khusus disisi Allah swt. Lebih dari itu, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam Penutup sekaligus Penghulu bagi para Nabi dan Rasul.
Dinukilkan daripada Al-Quran yang mafhumnya, Nabi Musa Kalamullah sering kali bermunajat di Bukit Tursina. Nabi Musa diberi mukjizat untuk berbicara secara langsung dengan Allah SWT. Namun, ketika Nabi Musa as sebelum masuk ke tempat khalwah, menghadap Allah SWT di Bukit Tursina, maka di saat itu diperintahkan kepada Nabi Musa as :
“Lepas kedua sandal mu wahai Musa kau berada di lembah yang suci”. (QS Thaahaa 12)
Berbeda dengan sandalnya Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Sandal yang terukir gambarnya seperti di bawah, pernah naik hingga ke atas, ke sidratul muntaha. Di saat Rasul shallallahu 'alaihi wasallam Mi’raj naik ke hadhratullah tidak di perintah membuka kedua sandalnya pada peristiwa Isra Wal Mikraj. Ini menjadi dalil bahawasanya segala yang berkait dengan Baginda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam adalah mulia dan tidak hina sama sekali.
Maka berkata para penyair dalam syairnya:
"Manakah yang lebih mulia, apakah Jibril as atau sandal Rasulullah SAW?"
Jibril as. tidak bisa naik ke hadhratullah, tapi sandalnya Rasulullah SAW naik ke hadhratullah subhanahu wata'ala.
Jibril as. tentu lebih mulia daripada sandal, sandal hanya terbuat dari kulit kambing tapi karena sandal terikat dengan kaki Muhammad SAW.
Walaupun terbuat dari kulit kambing tapi karena terikat dengan kaki Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Demikian pakaian Rasulullah SAW ikut naik ke hadirat Allah SWT, Rasulullah SAW tidak diperintah membuka kedua sandalnya.
Ini sebagai tanda bahwa orang-orang yg terikat hatinya dengan Rasulullah SAW sangat dekat dengan Allah SWT. Allah tidak perintahkan semua yang bersama Rasul SAW untuk berpisah, bahkan sandalnya pun tidak diperintahkan dibuka.
Ini menunjukkan lebih lagi hatinya yang terikat cinta pada Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka mendapatkan rahasia kemuliaan isra’ wal mi’raj, seluruh ummat beliau. Buktinya, saat kita shalat kita mengulang kembali kalimat percakapan Allah dengan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, Rasulullah SAW berjumpa dengan Allah SWT dan Allah SWT telah berfirman: “saat itu sangat dekat dia dengan Allah subhanahu wata'ala” (QS Annajm 8-9)
Diriwayatkah dalam Assyifa oleh Hujjatul Islam Al Qadhi’iyad alaihi rahmatullah bahwa di saat itu Rasulullah SAW menceritakan:
"Saat aku naik menuju Mi’raj aku melihat di langit itu para malaikat gemuruh dengan dzikir dan tasbih dan warna dan bentuk yang belum pernah aku lihat di permukaan bumi belum pernah ada warna seperti itu dan bentuk seperti itu dan kulihat hamparan Surga itu bentangan tanahnya adalah Misk yang di keringkan, minyak wangi yang mengering dari indahnya di campur dgn berlian dan juga mutiara dan kemudian aku sampai menembus Muntahal khalai’iq (batas akhir seluruh Makhluk) tidak lagi kudengar satu suarapun, sepi dan senyap, tidak ada lagi bentuk dan warna warni dan saat itu akupun mendengar satu suara"
“mendekatlah mendekat wahai Muhammad, tenangkan dirimu dari ketakutanmu wahai Muhammad”
Maka beliau pun bersujud lalu berkata:
"Attahiyyatul Mubaarakaatus shalawaatut thayyibaatu lillah“
(Rahasia keluhuran, kebahagiaan, kemuliaan, keberkahan, milik Allah dan untuk Allah subhanahu wata'ala)
Maka Rasulullah SAW mendengar jawaban:
"Assalaamu alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakaatuh” (Salam sejahtera wahai Nabi dan Rahmatnya Allah, dan keberkahannya)
Maka Rasulullah SAW menjawab: “Assalaamu alaina, wa alaa ibaadillahisshaalihiin” (Salam sejahtera bagi kami (yaitu aku dan ummatku), dan hamba hamba yg shalih (yaitu para nabi dan malaikat).
Rasulullah SAW tidak mau mengambil rahasia salam sejahtera dari Allah sendiri, tapi ingin menyertakan Ummat Beliau dengan ucapan:
“salam sejahtera untuk kami dan para hamba Allah yang Shaleh yaitu para malaikat dan para Rasul dan Nabi”
Sepanjang hidup entah sudah berapa kali Rasulullah Saw berganti sandal. Yang pasti, salah satu bekas Sandal Rasulullah Saw tersebut kini tersimpan rapi di salah satu ruangan rahasia di dalam Museum Negara Topkapi Istanbul,Turki hingga kini.
Sandal Rasul itu kini berdiam di sana, tapi mungkin tidak ada yang pernah menyangka bahwa jejak-jejak yang ditinggalkan oleh pemakainya (Rasulullah Saw) kini bukan hanya terbatas di Mekkah atau Madinah, tapi sudah sampai di Eropa, Asia, Amerika, Afrika, Cina, India dan Australia lewat Risalah Dienul Islam.
Sang pemilik sandal itu meninggalkan jejak yang begitu mendalam di seluruh alam raya dan di qalbu milyaran kaum muslimin di seluruh dunia.
Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah untuk Nabi Muhammad Saw berserta Keluarganya, dan para sahabat yang mengikutinya dan kita ummatnya hingga akhir zaman.
Penjelasan dari Kitab
Terjemahan ini diambil dari Mitsaalunna’li assyariifi (Gambar sandal Rasulullah SAW) yang telah disusun oleh Syekh Yusuf Ismail Annabhani.
Alhamdulillahilladzi khalaqal kaunaini watsaqalaini washalallahu ‘alaihi wasallam ‘ala shahibinna’laini sayyidina Muhammadibni Abdillahi ibni Abdil muthalibni Haasyim alladzi turjaa syafaa’atuhu ila yaumiddin wa alaa alihi wa ashhaabi rasulillahi ajma’iinaa, amma ba’du.
Berikut isinya secara singkat,
“Sungguh benar bahwa sandal Rasulullah SAW itu dari kulit yang di rangkap menggunakan 2 “tancapan” seperti batang dari kulit yang dinamakan Qibal. Yang satu dimasukkan kira – kira antara ibu jari dan jari yang didekatnya, dan yang satunya lagi dimasukkan kira – kira antara jari tengah dan jari yang ada didekatnya, 2 tancapan tadi dihubungkan dengan wadah (sebuah bingkai berbentuk yang disesuaikan dengan ukuran kaki) yang ada di atas telapak kaki. Tungkainya juga memakai wadah (sebuah bingkai berbentuk yang disesuaikan dengan ukuran kaki) yang mencakup hingga seluruh telapak kaki.
Adapun warna sandal Rasulullah SAW adalah berwarna kuning.
Gambar tersebut sudah diuji kebenarannya oleh Ibnu ‘Araby , Ibnu ‘Asaakir, Ibnu Marzuqi alfaaruqi, Assyuyuuthi, Assakhaawi, Attata’I, dan beberapa Syekh yang semuanya telah menerangkan pengambilannya.
Adapun sandal tersebut berasal dari Sayyidatina ‘Aisyah lalu berpindah – pindah hingga kemudian diambil gambarnya persis dan sama seperti ukuran aslinya.
Al ‘Alamah Syekh Al muqarri di kitab Fathul Muta’aal “fi mat hinni’al” memberikan keterangan:
“waqad sallama lima dzakarahu rahimahullahu ta’aala Assyekhul imam Al hafidz al ’alqamiyyi fi hasiyaatihi ‘alaa jamii’I shaghir fi ahaaditsil basyiir annadzir idz qaala warada annathuula na’lihi SAW syibrun wa usbu’aanii wa ardluhaa mimma yalil ka’baini sab’uu asshhaabi’ wa bathnal qadami khqmsun wa fauqahaa sittun wara’suha muhaddadun wa ardlama bainal qibalaini, ushbu’aani wa naqaltuhu ana ma’a jamii’il fawaaidi allati haulahu min fathil muta’aali, qala al manawi wal qaariiy fi syarhil syamaawiili. qalal Ibnu Arabi wanna’lu libaasul anbiyaai wa innama ittakhadannasu ghairaha lima fi ardlihim min atthiini wa khatamtuhu bi qaulihi innii khadamtu mitsaala na’lil mushthafa li a ‘iisya fiddaarain tahta dhilaaliha sa’iidabnu Mas’uudin bi khidmati na’lihaa wa ana assa’iidu bikhidmati limitsaalihaa
Faedah:
Adapun faidah Mitsaalunna’lissyariif (Gambar sandal Nabi Muhammad SAW) ini sudah diterangkan oleh Imam Qisthalani dan Imam Muqarri. Menurut keterangan para ulama yanag artinya seperti ini:
“Barang siapa yang menyimpan Mitsaalunna’lissyariif (Gambar sandal Nabi Muhammad SAW) di dalam rumahnya atau tempatnya dengan niat supaya mendapatkan berkah, maka tempat orang tersebut diliputi keselamatan dari orang yang bermaksud buruk (jahat), pencuri, perampok, orang yang hasud, syetan yang menyesatkan, selamat dari penyakit ‘ain dan sihir artinya santet dan tenung, Disamping itu juga ketika ada perempuan yang kesulitan dalam melahirkan bayi / proses persalinannya apabila si perempuan tersebut menggenggam gambar ini di tangan kanannya maka akan diberi kemudahan dalam proses persalinannya Dengan daya Allah dan Kekuatan Allah SWT.
Juga barang siapa yang mengistiqamahkan membawa Mitsaalunna’lissyariif (Gambar sandal Nabi Muhammad SAW) yang dilipat dan digunakan azimat atau diletakkan di kopyah / songkok atau sabuk maka orang tersebut terkabul maksudnya atas makhluq (apa yang menjadi tujuannya akan tercapai). Bisa ziarah ke makam Rasulullah SAW, dan bisa mimpi bertemu Rasulullah SAW.
Jika digunakan untuk perang dalam membela agama Allah maka, akan diberikan kemenangan dan juga tidak sampai melarikan diri (dari peperangan).
Jika digunakan untuk berdagang maka akan selamat dari perampok.
Jika di letakkan pada barang dagangan maka akan aman dari pencurian dan perampokan.
Apabila di letakkan di dalam rumah maka akan selamat dari kebakaran.
Apabila dibawa di dalam kapal / perahu maka akan diberikan keselamatan dari karam/ tenggelam.
Apabila dibawa orang yang sedang sakit maka akan diberikan cepat sembuh.
Apabila orang yang hatinya kalut maka akan segera bahagia.
Apabila mempunyai hajat dan mau bertawasul kepada Rasulullah SAW maka orang tersebut akan segera tercapai hajatnya.
Pelukisan sandal Rasulullah tentunya muncul dari kecintaan kepada Rasulullah SAW, yang diberi keistemawaan berupa derajat dan kedudukan yang tinggi. Ibarat sesorang mencintai orang lain, maka segala apa yang berhubungan dengan yang dicintai, juga akan disukainya.
Lukisan sandal hanya sebagai wasilah kepada Rasulullah SAW yang telah diberikan Allah badan dan kaki yang bagus dan tidak ada orang lain yang menyamainya.
Sebenarnya bukan mencintai sandal, tetapi mencintai orang yang memiliki sandal itu. Shallallahu alaihi wa alihi wa shahbihi wa sallam.
Semua ini didasari dengan keyakinan yang teguh/kuat dan cinta kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Allahumma arinaa barakata hadzihi anna’li bihaqqi man danaa fatadallaa fakaana qaaba qausaini au ‘adnaa.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa 'Alaa Ali Sayyidina Muhammad