Kenapa ada orang baik tapi hidupnya banyak kesulitan, di sisi lain orang yang ahli maksiat hidupnya secara umum lancar jaya?
Jawabnya,
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam saja orang yang paling bertaqwa, paling shalih, paling sempurna, ternyata hidupnya tidak selalu mulus dan selalu penuh kenikmatan.
Ternyata beliau pun dicoba, istrinya meninggal duluan anaknya meninggal duluan, diganggu orang, dicela orang, dikejar-kejar orang kafir, mesti hijrah, dikhianati, dilukai, dll.
Bahkan dalam hadits disebutkan bahwa orang yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, kemudian yang semisal mereka, kemudian yang semisal mereka. (HR. Tirmidzi, Al Hakim, shahih).
Maka bagaimana lagi dengan kita?
Yang jauh dari kesempurnaan dan keshalihan.
Apakah kita malah merasa layak dapat kenikmatan terus menerus dan tidak diuji?
Allah berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
"Apakah manusia mengira mereka dibiarkan berkata: kami telah beriman, lalu mereka tidak diuji"
(QS. Al Ankabut: 2).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إذا أحَبَّ اللهُ قومًا ابْتلاهُمْ
“Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji”
(HR. Ath Thabrani).
Karena dengan adanya ujian bagi orang-orang baik, itu akan mengangkat derajat mereka.
Allah Ta'ala berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan sungguh aku akan uji mereka dengan sedikit rasa takut, rasa lapar, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan,. Maka berilah kabar gembira bagi orang yang bersabar" (QS. Al Baqarah: 155).
Orang baik yang diuji di dunia, dan sukses melewati ujian itu, sehingga Allah akan beri ia kenikmatan di akhirat semaksimal mungkin.
Adapun orang buruk yang Allah beri nikmat dan kemudahan-kemudahan, bisa jadi itu merupakan 'istidraj (penundaan hukuman), karena bisa jadi ia semakin sesat, semakin takabur, enggak bertaubat dan semakin buruk, sehingga kelak di akhirat Allah hukum dia semaksimal mungkin wal'iyadzubillah.
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا ، وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Jika Allah menginginkan kebaikan pada seorang hamba, Allah segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menginginkan keburukan pada seorang hamba, Allah menahan hukuman atas dosa-dosanya, sehingga kelak ia akan membayarnya hasil perbuatannya di hari kiamat" (HR. Tirmidzi).
Maka bersabarlah ketika dapat cobaan, dan senantiasa bersyukur dan introspeksi diri ketika mendapat kenikmatan.
Semoga Allah senantiasa memberi hidayah dan taufikNya.