Penyebab terhalangnya manusia dari mendapatkan keberkahan dari seorang wali adalah karena memandang wali dari sisi Basyariyah-nya (yakni sifat-sifat kemanusiaan sebagai manusia biasa seperti makan, tidur, ke kamar mandi, marah, sedih, senang, sakit, bekerja, berkeluarga dan lain-lain).
القاعدة ان كل من كثرت مشاهدة الناس له هان فى الاعيون.
Qaidah Arab menyebutkan:
Bahwa orang yang sering melihat si wali, maka beliau/si wali itu terlihat biasa-biasa saja dalam pandangan orang tersebut.
Dan yang paling sering terhalang dari mendapatkan keberkahan seorang wali karena seringnya melihat adalah keluarga wali itu sendiri.
قالوا : اقل الناس نفعا بالشيخ زوجته وولده ونقيبه، لكثرة مشاهدتهم له، ووقوفهم مع ظاهر بشريته دون الوصول الى معرفة قلبه، وما فيه من الاسرار والمشاهد النفيسة.
Para ulama' berkata:
Manusia yang paling sedikit mendapat manfaat dan keberkahan dari seorang wali adalah istrinya, anaknya dan keturunannya karena seringnya mereka bertemu/bergaul dan hanya memperhatikan kepada dhahirnya (sosok manusiawinya) saja dan tidak melihat sampainya hati si wali kepada Allah.
.
Al-Minanul-Qubra. Hal. 169 (Syekh Abdul Wahab Asy-Sya'rani)