Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin menerangkan bahwa begitu banyak perbedaan jalan ibadah. Hal ini tentu disebabkan oleh perbedaan keadaan batin (ahwal) setiap orang.
Menurut beliau setidaknya terdapat enam golongan yang menempuh jalan akhirat. Mereka adalah 'abid (ahli ibadah), alim (ulama), muta’allim (santri), wali (pejabat/pemimpin), muhtarif (beragam pekerjaan), dan muwahhid mustaghriq bil wahidis-shamad 'an ghayrihi (orang yang tenggelam dalam keesaan Allah sampai tidak ingat selain-Nya).
Allah berfirman, ‘Katakanlah, ‘Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.’ Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya,’ (Surat Al-Isra ayat 84).’
Jalan ibadah yang beragam itu tentu tak sebatas ibadah mahdhah, tapi juga ibadah ghairu-mahdhah (ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya namun tata cara teknis pengerjaannya tak dicontohkan secara langsung oleh Rasulullah) Seperti bekerja, belajar, bermuamalat, berpikir dan sebagainya.
Karena itu, Imam Al-Ghazali pun menyebut tentang ratusan jalan akhlak mulia dalam beribadah kepada Allah. Beliau mengatakan:
وقال بعض العلماء الإيمان ثلثمائة وثلاثة عشر خلقا بعدد الرسل فكل مؤمن على خلق منها فهو سالك الطريق إلى الله فإذن الناس وإن اختلفت طرقهم في العبادة فكلهم على الصواب أولئك الذين يدعون يبتغون إلى ربهم الوسيلة أيهم أقرب وإنما يتفاوتون في درجات القرب لا في أصله وأقربهم إلى الله تعالى أعرفهم به وأعرفهم به لا بد وأن يكون أعبدهم له فمن عرفه لم يعبد غيره
“Sejumlah ulama mengatakan, ‘Keimanan mengandung 313 akhlak sebanyak jumlah para rasul. Setiap orang beriman yang meneladani salah satu akhlaknya, maka ia disebut sebagai penempuh jalan (salikut thariq) kepada Allah. Dengan demikian, setiap orang beriman meski jalan ibadah yang ditempuh berbeda tetap berada di atas rel kebenaran sebagaimana firman Allah ‘Orang-orang yang mereka seru itu mencari jalan kepada Allah siapa di antara mereka yang dekat kepada Allah, (Surat Al-Isra ayat 57).’
Mereka hanya berbeda pada tingkat kedekatannya kepada Allah, bukan berbeda secara pokok. Mereka yang paling dekat kepada-Nya adalah mereka paling mengenal-Nya. Mereka yang paling mengenal-Nya tentu adalah orang yang paling hebat menyembah-Nya, karena siapa saja yang mengenal-Nya tak akan menyembah selain-Nya."
Semoga penjelasan dari Imam Al-Ghazali ini dapat menjadi panduan bagi salik yang sedang meniti jalan thariqah. Agar bisa melihat jalan akhlak mulia dalam kehidupan nyata, sehingga tidak saling menyalahkan dan merasa yang paling hebat.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم