Istighfar Bulan Rajab dari Habib Munzir Almusawa

ﺑِﺴْــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَٰﻦِ الرَّحِيْمِ 
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : 

وَاللهِ إِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرُ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً 

“Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali”. 

Inilah dalil untuk kelompok yang menentang istighfar 70 kali setiap selepas shalat Subuh dan ‘Isya di bulan Rajab. 

Ini sebagai dalil yang jelas, hadits riwayat Shahih Bukhari, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beristighfar lebih dari 70 kali setiap harinya, maka kita beristighfar sebanyak 70 kali selepas shalat Subuh dan 70 kali selepas shalat isya’, karena Rasulullah beristighfar lebih dari 70 kali, maka angka 70 kita dapatkan dan lebih dari 70 kali pun kita dapatkan, sungguh indah ajaran para salafussalihin untuk mengikuti sunnah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, adapun kalimat istighfar dan taubat yaitu dengan mengucapkan: 

رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ 

“ Ya Allah ampunilah (dosa-dosa) ku, dan sayangilah aku, serta terimalah taubatku” 

Bacalah kalimat itu sebanyak 70 kali di bulan Rajab, mengapa di bulan Rajab saja?, karena di bulan yang lainnya ada amalan-amalan yang lain yang akan kita amalkan, begitu banyak sunnah-sunnah yang belum kita amalkan, dan di bulan Sya’ban kita memperbanyak shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan di bulan Ramadhan kita memperbanyak membaca Al qur’an. 

Maka hal-hal yang kita lakukan selalu berada dalam jalur sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, oleh karena itu disebut dengan nama Ahlu Sunnah Waljama’ah, dan 4 Imam yang telah disepakati sebagai Imam Ahlu Sunnah waljama’ah dan 4 imam madzhab yang telah disepakati sebagai imam-imam ahlu sunnah waljama’ah karena sanad keguruan mereka satu rantai. 

Dimana Al Imam Ahmad bin Hanbal berguru kepada Al Imam As Syafi’i, dan Al Imam As Syafi’i berguru kepada Al Imam Malik, dan Al Imam Malik hidup satu zaman dengan Al Imam Abu Hanifah yang keduanya sering bertanya jawab satu sama lain.

Begitu pula sanad kita ini berasal dari guru-guru kita hingga bersambung kepada imam-imam 4 madzhab.

Oleh karena itulah kita senantiasa menjaga hubungan kita dengan Allah subhanahu wata’ala dengan memperbanyak istighfar terlebih di bulan Rajab ini.