Keutamaan Menyebarkan Ilmu


اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى  آله وصحبه وسلم

Berkata para ulama', 
"Berdakwah mengajak kepada Allah seperti sebutir biji yg diletakkan di tanah. engkau tidak menyadarinya tiba-tiba ia telah berbuah dan menjadi kebun" (mendapatkan pahala yg melimpah di akhirat)

Ujar Habib Ali bin Muhammad al Habsyi, "Tidak ada cara yg lebih cepat untuk mendapatkan ilmu laduni selain dg cara mengajarkan/menyebarkan ilmu, hal ini sebagaimana dikatakan Nabi saw : 

من عمل بما علم اورثه الله له مما لم يعلم
 "Barangsiapa mengajarkan ilmu yg sudah diketahuinya maka Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yg belum diketahuinya"

Syekh Abdul Qadir Al Jilany berkata, 
من علم و عمل و علم فذاك يدعى عظيما في ملكوت السماء
“Barang siapa yang mempunyai Ilmu, mengamalkannya dan mengajarkannya pada manusia maka ia akan disebut sebagai orang yang agung di hadapan para penduduk langit.”

Keutamaan Mencari Ilmu

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

من زار عالما فكأنما زارني ومن صافح عالما فكأنما صافحني ومن جالس عالما فكأنما جالسني فى الدنيا ومن جالسني فى الدنيا أجلسته معي يوم القيامة .
"Barangsiapa mengunjungi orang alim maka seakan-akan ia mengunjungi aku. Barangsiapa bersalaman dg orang alim maka seakan-akan ia bersalaman denganku. 

Barangsiapa duduk dg orang alim maka seakan-akan ia duduk denganku di dunia. Barangsiapa duduk denganku di dunia maka aku akan mendudukkannya bersamaku di surga

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”

Dalam kitab Lubabul Hadis disebutkan hadis Nabi saw,

مَنْ مَشَى إِلَى حَلَقَةِ عَالِمٍ كَانَ لَهُ بِكُلﱢ خَطْوَةٍ مِائَةُ حَسَنَةٍ
'Siapa saja yang berjalan menuju orang alim (guru) untuk menuntut ilmu, maka setiap satu langkahnya mendapatkan pahala seratus kebaikan.

فَإِذَا جَلَسَ عِنْدَهُ وَاسْتَمَعَ مَايَقُوْلُ كَانَ لَهُ بِكُلﱢ كَلِمَةٍ حَسَنَةٌ
"Barangsiapa duduk bersandingan dengan orang alim kemudian orang alim itu berkata, maka setiap kalimat bagi yang mendengarkan mendapatkan satu kebaikan"

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ. يَاابْنَ مَسْعُوْدٍ
      جُلُوْسُكَ سَاعَةً فِىْ مَجْلِسِ اْلعِلْمِ لَا تَمَسُّ قَلَمًا وَلَا تَكْتُبُ حَرْفًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ عِتْقِ
      اَلْفِ رَقَبَةٍ، وَنَظَرُكَ اِلَى وَجْهِ الْعَالِمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ اَلْفِ فَرَسٍ تَصَدَّقْتَ بِهَا فِىْ سَبِيْلِ
      اللهِ، وَسَلَامُكَ عَلَى اْلعَالِمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ عِبَادَةِ اَلْفِ سَنَةٍ 

Nabi Muhammad SAW berkata kepada Ibnu Mas`ud, "Ya Ibnu Mas`ud, dudukmu (walaupun sebentar) di majlis ilmu, walaupun tanpa memegang pena dan menulis satu hurufpun adalah lebih baik daripada memerdekakan seribu budak, pandanganmu terhadap orang alim
lebih baik daripada seribu kuda yang kamu sedekahkan di jalan Allah (sabilillah), salam-mu kepada orang alim lebih baik daripada ibadah seribu tahun"

Nabi Muhammad SAW bersabda, 

 وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنِ انَتَقَلَ يَتَعَلَّمَ عِلْمًا غُفِرَ لَهُ قَبْلَ اَنْ يَخْطُوَ
 "Barang siapa berpindah tempat untuk
menuntuk ilmu (syariat) maka dosanya diampuni sebelum dia melangkah"

Keutamaan Membantu Orang yg Mencari Ilmu

Berkata Al 'Allaamah Al Habib Muhammad bin Hadi Assegaf Ra...
من كلام العلامة الحبيب / 
محمد بن هادي السقاف رحمه الله 
 يحث على معاونة طالب العلم 
( من اعان طالب العلم ولو بقلم مكسور فكأنما بنى الكعبة سبعين مره )

Beliau memberikan semangat untuk membantu seorang yg mencari ilmu agama. Ujar beliau, "Siapa orang yang membantu seorang pencari ilmu agama walau-pun dia hanya mampu memberi pena yang pecah, maka pahala yang akan dia terima seperti seseorang yang membangun Ka'bah sebanyak 70 kali."

Keutamaan Mencintai Orang Alim

Ujar Habib Umar bin Hafidz, "Ada di kalangan manusia yang akan memasuki surga secara mudah. Mereka ialah orang yang mencintai ulama walaupun sebesar biji zarah. Dan ada di kalangan manusia yang akan memasuki neraka dengan mudah. Yaitu mereka yang membenci ulama walaupun sebesar biji zarah"

Dikutip dari kitab Manhajus Sawiy, karya Al Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith.

Diriwayatkan dalam sebuah atsar, bahwa Allah Ta’ala menghisab seorang hamba, ternyata keburukannya lebih berat. Maka dia diperintahkan untuk dibawa ke neraka. Ketika dia telah dibawa, Allah berfirman kepada Malaikat Jibril,

“Susullah hamba-Ku dan tanyalah, apakah dia pernah duduk di majelis orang alim ketika di dunia, agar Aku dapat mengampuninya dengan syafa’atnya?”

Maka Jibril bertanya kepada hamba itu, lalu dia menjawab, “Tidak pernah.”

Maka berkatalah Jibril, “Wahai Tuhan, Engkau lebih mengetahui keadaan hamba-Mu.”

Lalu Allah berfirman, “Tanyakanlah, apakah dia mencintai seorang alim?”

Maka Jibril pun bertanya kepadanya, lalu dia menjawab, “Tidak.”

Allah berfirman lagi, “Wahai Jibril tanyakanlah, apakah dia pernah duduk satu meja dengan orang alim?” Jibril pun bertanya kepadanya, tetapi dia menjawab, “Tidak.”

Lalu Allah berfirman lagi, “Wahai Jibril, tanyakanlah nama dan nasabnya. Jika namanya sama dengan nama seorang alim, maka dia akan kuampuni.”

Maka Jibril bertanya kepadanya, tetapi ternyata tidak sama.

Kemudian Allah berfirman kepada Jibril, “Peganglah tangannya dan masukkan dia ke dalam surga, karena dia mencintai seseorang yang orang itu mencintai seorang alim.”

Lalu diapun diampuni dengan keberkahan mencintai orang yang mencintai orang alim.

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى  آله وصحبه وسلم
Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa alihi wa sahbihi wa sallim